Calon jamaah haji Kabupaten Sleman melakukan taaruf di serambi Masjid Agung Dr.
Wahidin Soedirohoesodo , Minggu 3 Februari 2013. Taaruf diikuti oleh 1.164 calon
haji yang berasal dari Mlati ( 110 orang ), Sleman ( 104 orang ), Tempel ( 713
orang ), Seyegan ( 40 orang ), Minggir ( 44 orang ), Moyudan ( 33 orang ),
Godean ( 44 orang ), Gamping ( 79 orang ), Ngaglik ( 147 orang ), Pakem ( 30
orang ), Cangkringan ( 20 orang ), Ngemplak ( 90 orang ), Kalasan ( 94 orang ),
Berbah ( 70 orang ), Prambanan ( 26 orang ), Depok ( 127 orang ), Turi ( 33
orang ).
Pada kesempatan tersebut Kepala Bagian Kesra Drs. Kuntadi melaporkan
bahwa maksud dan tujuan diselenggarakannya taaruf tersebut adalah untuk
memberikan kesempatan kepada para calon Jama’ah Haji tahun 2013 untuk saling
mengenal, memberikan informasi tentang kebijakan Pemerintah dalam bidang ibadah
haji tahun 2013. setelah taaruf terseut juga akan diselenggarakan pengajian pra
manasik haji setiap hari minggu pukul 08.00 – 10.00 WIB yang akan dimulai pada
Minggu 10 Februari 2013.
Dilaporkan pula bahwa Pemkab Sleman berupaya meningkatkan pelayanan
terhadap calon jamaah haji dengan menganggarkan : biaya ONH untuk petugas
pendamping jama’ah haji, biaya sewa angkutan untuk transportasi pemberangkatan
calon jama’ah haji dari Masjid Agung sampai dengan Asrama Haji Donohudan serta
transportasi pemulangan jama’ah haji dari Donoduhan sampai dengan Masjid Agung
dan penyelenggaraan pelepasan dan pemulangan jama’ah haji. Upaya ini dilakukan
Pemerintah Kabupaten Sleman untuk mengurangi beban biaya yang ditanggung oleh
para jama’ah haji.
Sementara itu Bupati Sleman, Sri Purnomo dalam sambutannya mengatakan
bahwa ta'aruf ini merupakan suatu kesempatan bagi calon jamaah haji karena untuk
pertama kalinya para calon jamaah haji Kabupaten Sleman tahun 1434 hijriyah
dapat bertemu dan saling mengenal. Selain itu, ta’aruf ini juga merupakan momen
untuk saling bertukar informasi mengenai haji yang akan bapak/ibu laksanakan di
tahun ini. Kehadiran jamaah haji di Padang Arafah merupakan bukti kongkrit
manusia menjadi hamba-Nya yang butuh bantuan dan ampunan-Nya. Maka tidaklah
berlebihan jika Ibu/bapak yang akan berangkat haji diharapkan dapat mewarisi
sifat seorang mukmin yang paripurna, yaitu mukmin sejati yang akan memperoleh
ampunan Allah SWT. Sikap dan sifat Ibu/Bapak akan ketahuan ketika telah kembali
ke tanah air, pembuktiannya pasca ibadah haji. Namun, kita yang tidak berangkat
haji bukan berarti tidak bisa menjadi seorang mukmin paripurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar