Lomba memasak dengan bahan dasar tepung MOCAF (Modified Cassava Flour)
berlangsung di Rumah Dinas Bupati Sleman diikuti utusan dari seluruh Desa di
kabupaten sleman. Total peserta dalam lomba memasak tersebut sebanyak 68
peserta, karena setiap desa mengirimkan 4 peserta. Juara 1 dan 2 untuk jenis
olahan basah dan kering. Tujuan lomba tersebut untuk menekan penggunaan terigu
di tingkat rumah tangga karena terigu tidak menjadi penghasilan petani dan
memotivasi ibu rumah tangga untuk menggunakan MOCAF sebagai pengganti terigu.
Disamping itu untuk memotivasi ibu rumah tangga untuk tidak tergantung padaa
pangan impor tetapi menghargai dan memanfaatkan produk bahan pangan lokal yang
tersedia di sekitar masyarakat, juga sebagai upaya mengangkat produk pangan
lokal menjadi produk makanan yang bergengsi.
Sedangkan ketua TP PKK kabupaten sleman Hj. Kustini Sri Purnomo yang
membuka lomba memasak tersebut antara lain menyampaikan bahwa kegiatan lomba
memasak tersebut merupakan salah satu program dari tim penggerak PKK kabupaten
sleman.pelaksanaan lomba menggunakan bahan dasar tepung MOCAF. Tepung MOCAF
adalaah salah satu jenis tepung dari potensi pangan lokal yang berasal dari Ubi
Kayu yang telah diolah melalui proses fermentasi, sehingga menghasilkan tepung
yang memiliki sifat bahan setara dengan tepung terigu dengan protein sedang.
Lebih lanjut disampaikan bahwa salah satu tujuan penggunaan MOCAF untuk
memperkenalkan dan menginspirasi masyarakat untuk mencintai produk lokal yang
kita miliki yang telah bergeser kedudukannya oleh tepung terigu, dimana dalam
kaetersediaannya harus mendatangkan dari luar negeri. Peserta loba merupakan
juara 1 dan 2 tingkat kecamatan, diharapkan kegiatan tersebut tidak hanya
berhenti di lomba masak saja, tetapi akan muncul para pelaku usaha,
kuliner/pengolah handal dengan bahan daasar mocaf yang mampu meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Ny. Octavianus selaku ketua panitia lomba melaporkan bahwa
lomba dilaksaanakan secaraa berjenjang mulai tingkat desa hingga tingkat
kecamatan, untuk tingkat desa diikuti oleh 1.212 peserta/dusun. Untuk jenis
olahan , olahan kudaapan basah dan kering. Masing-masing jenis lomba baik
olaahan basah maupun kering akaan diambil 5 juara, sebagai juara akan
mendapatkan hadiah berupa Piala, uang pembinaaan dan Piagam. Bertindak sebagai
juri dari Pusat Kajian Makanan Tradisional Prof. Dr. Agnes Murdiyati, MS dan
Amalia, S.T.P. Sedang dari Tarakanita College Yogyakarta Ir. Maria Amrijati
Lubijarsih, MP dan FI. Nurwahyuni Idayati, SE,M.Par, Politeknik Kesehatan
Yogyakarta Ir. Sumirah, M.Kes dan Lidwines Agus Noviantono dari Wahyu Austin
Rumah Pastry and Culinary.
Sedangkan bupati sleman dalam sambutan tertlisnya yang dibacakan Kabag
Perekonomian Ir. AAA, Laksmi Dewi antara lain menyampaikan bahwa Tepung mocaf
yang berbahan baku ketela tersebut yang telah difermentasi memiliki beberapa
keunggulan diantaranya dengan kandungan serat terlarut lebih tinggi dibanding
tepung gaplek, kandungan kalsium lebih tinggi dibanding padi atau gandum.
Disamping itu mocaf memiliki daya kembang setara dengan gandum tipe II atau
kadar protein menengah sehingga daya cernanya lebih tinggi dibanding tepung
lain. Lebih lanjut disampaikan bahwa makanan yang diolah dari bahan mocaf
merupakan salah satu produk lokal yang tidak kalah dari produk dari pangan impor
maupun instan, baik dari segi harga maupun kualitas kesehatan. Bila diolah
dengan lebih kreatif, potensi produk pangan lokal akan mampu bersaing dengan
produk luar dan dikonsumsi oleh masyarakat kita. BBaahkan tidak menutup
kemungkinan bahwa produk lokal justru akan dicari dan diminati oleh masyarakat
dari luar sleman. Produk lokal memiliki keunggulan dalam kandungan gizi, raasa,
maupun manfaatnya bagi kesehatan. Psroduk lokal seringkali lebih sehat kaarena,
dtidak diberi lapisan pengawet maupun penggunaan pestisida yang tidak
berlebihan. Saat ini tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjadikan potensi
produk pangan lokal tersebut dapat diolah secaraa benar secaraa kesehatan,
menarik minat konsumen dan aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu bupati
mengajak untuk mencintai produk kita sendiri. Budaya inilah yang perlu terus
dikembangkan dan ditumbuhkan di kaalangan anak-anak.
Setelah melalui penjurian yang ketat akhirnya ditentukan untuk jenis
olahan basah juara harapan 2 dari Kecamatan Minggir dengan nama Bronis Mucaf
tabur Bintang, juara harapan 1 dari kecamatan Ngemplak dengan nama olahan Bronis
kukus coklat mocaf, juara 3 deari kecamatan Depok dengan olahan Bebek mocaf,
juara 2 dari kecamatan Gamping dengan olahan Bolu mocafvegy fruti dan juara 1
dari kecamatan Kalasan dengan olahan Mocaf minilayer cake. Sedang untuk jenis
olahan kering juara harapan 2 dari kecamatan Depok dengan nama olahan Lidah
kucing coklat, juara harapan 1 dari kecamatan Pakem dengan olahan Cafcan krecek,
juara 3 dari kecamatan Ngemplak dengan olahan Mocaf cookies, juara 2 dari
kecamatan Pakem dengan olahan Kue kering Sahara dan juara 1 dari kecamatan
Gamping dengan olahan Kue kering mocaf tingtong cap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar