Puncak acara peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-97 tahun 2013
yang berlangsung pada Rabu (15/5) pukul 14.00 WIB di kawasan lapangan
Denggung Sleman akan dimeriahkan kirab budaya. Acara akbar kebanggaan
masyarakat Sleman juga akan disuguhkan sebuah repertoar tari kolosal
bertajuk “Greget Trengginas” yang diperagakan 94 orang penari.
Seperti
dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs.
Untoro Budiharjo, MM, di kantornya Jl. Pringgodiningrat No.13 Beran
Tridadi Sleman, Senin (13/5), repertoar tari “Greget Trengginas” menggambarkan semangat dan harapan yang tinggi untuk bangkit dan menapaki kehidupan masa depan yang lebih gemilang.
Tarian
tersebut merupakan penggambaran kondisi sosial-ekonomi warga masyarakat
Sleman – khususnya di lereng Merapi – yang pada tahun 2010 silam
mengalami keterpurukan akibat erupsi Merapi.
Untuk kirab bregada
yang memeriahkan puncak acara Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-97 akan ada
empat titik start – yang dimulai pada pukul 14.15 WIB – yakni dari
Padukuhan Pajangan Pandowoharjo (5 bregada), Rumah Makan Pringsewu (6
bregada), Stadion Tridadi (60 bregada) dan Rumah Dinas Wakil Bupati
Sleman (4 bregada). Bregada berasal dari instansi Pemkab Sleman meliputi
kecamatan, kantor, dinas, badan serta BUMD.
Selain itu, terdapat 6 bregada sebagai “cucuk lampah” sekaligus membawa pusaka tombak “Kyai Turunsih” dan
rontek, yang berangkat dari kantor Bupati Sleman atau Pendapa
Parasamya, untuk menuju kawasan Lapangan Denggung tempat pelaksanaan
upacara.
Sebelumnya, pada pukul 11.00 WIB dilaksanakan upacara
kirab “bedhol projo” bertempat di Pendapa Ambarrukmo, yang dilanjutkan
dengan kirab 25 andong hias – yang membawa komunitas Dewan Kebudayaan
Sleman, Dimas Diajeng dan bregada prajurit Ketingan – dengan rute Jl
Solo – Jl Affandi – Ring Road – Jl Palagan Tentara Pelajar – Jl Gito
Gati – Lapangan Denggung.
Seperti dikatakan Kepala Bidang Kesenian Disbudpar Sleman Edy Winarya, S.Sn, repertoar tari “Greget Trengginas”
yang diperagakan 94 orang penari, diperkirakan akan menyedot perhatian
pengunjung dan wisatawan serta masyarakat Sleman maupun luar Sleman.
“Karena dipadukan dengan konsep pengadegan yang cukup menarik,” kata Edy
Winarya, Senin (13/5).
Edy menambahkan, repertoar tari kolosal “Greget Trengginas”
itu merupakan perpaduan pementasan dari 11 grup kesenian jathilan dari
kawasan rawan bencana yang menerima bantuan fasilitasi sarana kesenian
pasca erupsi Merapi tahun 2012 dan 4 SMA se-Kabupaten Sleman: SMAN 1
Sleman, SMAN 1 Ngaglik, SMAN 1 Mlati dan SMAN 1 Seyegan.
Kesebelas
grup kesenian jathilan adalah Guntur Wahyu Buwono, Krido Budoyo
Turonggo Mudo, Krido Turonggo Budoyo, Manunggaling Rogo, Tunggul Rukun,
Turonggo Jati Manunggal, Ngesti Rahayu Turonggo Manunggal, Krido
Turonggo Bakti, Jiwosari, Turonggo Trustha Wilogo dan Turonggo Tri
Manunggal. Sedangkan ke 4 SMA tersebut adalah SMA Negeri 1 Sleman, SMA
Negeri 1 Ngaglik, SMA Negeri 1 Mlati dan SMA Negeri 1 Seyegan
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar