Upaya warga masyarakat di bantaran Kali Gadjah Wong dalam menjaga kebersihan lingkungan diapresiasi sebagai salah satu upaya penyehatan lingkungan di kawasan padat penduduk. Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDG’s (Millenium Development Goals) menyatakan bahwa Kabupaten Sleman melalui upayanya dalam penyehatan lingkungan di kawasan padat penduduk daerah aliran Sungai Gadjah Wong ditetapkan menjadi Pemenang Indonesia MDG’s Award 2012 kategori Layanan Air Bersih dan Sanitasi untuk Pemerintah Kabupaten/Kota. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA di Bali pada 26 Maret 2013 yang lalu.
DAS Gajahwong pada penggal ruas Padukuhan Santren sampai dengan Padukuhan
Papringan berada di wilayah Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, melewati 6
padukuhan dengan jumlah penduduk 3.560 jiwa dengan jumlah KK miskin 431 KK.
Keenam Padukuhan tersebut yaitu Padukuhan Santren, Padukuhan Mrican, Padukuhan
Ambarukmo, Padukuhan Nologaten, Padukuhan Papringan, dan Padukuhan Gowok.
Pertumbuhan Permukiman di daerah bantaran DAS tersebut merupakan hal yang tidak
dapat dihindari dan tidak direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman tetapi
tumbuh secara alamiah. Permukiman padat secara fisik dapat terlihat dari kondisi
kerapatan/ kepadatan bangunan/rumah/ hunian dan tatanan bangunannya.
Drs. Krido Suprayitno, SE, M.Si yang mewakili Bupati Sleman dalam
penerimaan penghargaan ini menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan hasil
dari upaya masyarakat Sleman khususnya di daerah Mrican dan Papringan dalam
mengelola sanitasi di bantaran Sungai Gadjah Wong sehingga bebas dari buang air
besar sembarangan. Selain itu masyarakat di bantaran Sungai Gadjah Wong juga
mengembangkan IPAL komunal di kawasan padat penduduk untuk menjaga kualitas air
di daerah ini. Dengan IPAL komunal, masyarakat tidak perlu membuat septictank
untuk setiap rumah sehingga jarak antara IPAL komunal dengan sumur tanah tetap
terjaga dan tidak menganggu kualitas air bersih. IPAL komunal dikembangkan oleh
berbagai komunitas seperti komunitas Grebeg Kali Gajahwong, Kelompok Masyarakat
IPAL komunal, Paguyuban Pengelola Sampah Mandiri, PKK dan Karang Taruna
padukuhan setempat yang terintegrasi dalam Sahabat Komunitas Komunitas Grebeg
Kali Gajahwong.
Upaya Sahabat Komunitas Komunitas Grebeg Kali Gajahwong ini didukung oleh
Pemkab Sleman. Sinergi masyarakat dan pemerintah melahirkan program seperti
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM), Program Kali Bersih (Prokasih)
dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diluncurkan sebagai stimulant
untuk mengakselerasi pengejawatahan cita-cita masyarakat bantaran sungai Gadjah
Wong menuju masyarakat yang sejahtera. Program ini juga didukung pemerintah
pusat melalui Kemenpera dan Kemen PU ikut mendorong melalui Pembangunan
Jembatan, Draenase dan SPAH, Pembangunan Gedung pusat pendidikan masyarakat,
Perbaikan jalan lingkungan dan Pembuatan IPAL komunal Program USRI (Urban
Sanitation and Rural Infrastructure). Sedangkan Pemerintah Daerah Provinsi
Yogyakarta melakukan penataan lingkungan melalui program Peningkatan Jalan
Inspeksi DAS Sungai Gajahwong.
Keberhasilan program ini juga didukung sejumlah pihak swata yang berperan
yaitu PT.Martina Berto Tbk, PT. Sari Ayu Indonesia, dan Prodia. Sedangkan
penyandang dana Donor yang berperan adalah Global Compac, Rotary Club Indonesia,
dan Yayasan Kehati. Perhatian berbagai pihak tersebut tidak dapat terlepas dari
Swadaya/Community Development (CD) masyarakat berupa Pemberdayaan Karang Taruna
Peduli Lingkungan dan Iuran arisan pembangunan lingkungan. Sedangkan LSM seperti
LSM Komunitas Kali Gajahwong, LSM Peduli Embung Tambakboyo, dan LSM peduli kali
Plang, LSM Pepeling Sendangtirto serta Komunitas Perempuan Sekolah REBO
Kecamatan Depok, melakukan pendampingan terhadap masyarakat. Pendampingan
masyarakat tersebut juga melibatkan berbagai universitas seperti Perguruan
tinggi AMTA, Universitas ‘Veteran’ Yogyakarta, UGM dan INTAN (Istitut Pertanian)
Yogyakarta.
Konsep dari Sahabat Komunitas Grebeg Kali Gajah Wong dalam penataan DAS
tersebut berupa model yang terintegrasi penataan kawasan padat penduduk dan
kumuh. Untuk meminimalisir dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat setempat
diperlukan upaya yang sinergis dalam pengelolaan sanitasi, dan pengelolaan
lingkungan, serta usaha ekonomi micro alternatif berupa lumbung sampah dan
budidaya TOKA (Tanaman Obat Kosmetik Aromaterapi) yang dapat memberikan tambahan
nilai ekonomi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat secara mandiri
dan berkesinambungan. Target paguyuban adalah: wilayah DAS bantaran Sungai
Gajahwong terbebas dari lingkungan kawasan kumuh pada tahun 2015 dan dapat
meningkatkatkan penyehatan masyarakat di wilayah perkotaan padat penduduk. Dalam
kesempatan lain Bupati Sleman menyampaikan harapannya agar upaya di bantaran DAS
Gajah Wong tersebut dapat berkesinambungan dan lebih berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar